Testing Lessons dari Seorang Sherlock Holmes

Irwan Syarifudin
4 min readJul 23, 2023

--

“The world is full of obvious things which nobody by any chance ever observes.” — Sherlock Holmes in “The Hound of the Baskervilles”

https://www.elconfidencial.com

Kebetulan saya abis menyelesaikan tontonan series netfix tentang seorang SH, bukan sarjana hukum melainkan Sherlock Holmes. Seorang punggawa dalam dunia detektif fiktif yang diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle. Tentu teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh tersebut. Selama beberapa hari terakhir selama saya menonton film tersebut membuat saya berfikir, bagaimana jika seorang Arthur Conan Doyle menciptakan peran Holmes bukan menjadi seorang detektif melainkan “Penguji Software” yang andal? dan kemampuan serta keterampilan apa saja yang dapat ditiru oleh para tester untuk bisa menjadi seorang detektif yang canggih di dunia sofware testing. Hmm.. menarik bukan? berikut saya mencoba rangkum dan mengambil relation antara dunia detektif Holmes dengan dunia per-testing-an sebagai QA/Tester.

  1. Observasi dan deteksi isu secara dini: Seperti Sherlock Holmes yang memperhatikan petunjuk kecil untuk memecahkan misteri, seorang tester perangkat lunak juga harus berfokus pada deteksi dini cacat atau bug. Misalnya, seorang tester dapat mengamati hasil tes awal dan menemukan bug yang mungkin terlewatkan oleh orang lain.
  2. Proaktif: Sherlock Holmes dalam perannya sangat proaktif dalam mencari petunjuk untuk mencegah kasus kejahatan lebih lanjut. Demikian pula, seorang tester perangkat lunak perlu berkomunikasi dengan tim developer dan pemangku kepentingan bisnis (sepert PO/PM) sejak awal untuk menghindari ketidaksesuaian dan ketidakjelasan dalam persyaratan.
  3. Kolaborasi dan Komunikasi: Seperti Sherlock Holmes yang berkolaborasi dengan Dr. Watson dalam memecahkan kasus, seorang tester perangkat lunak harus bekerja sama dengan anggota tim lainnya untuk berbagi informasi dan menyelesaikan masalah bersama. Misalnya, mereka dapat berdiskusi dengan pengembang untuk memahami perubahan kode yang dilakukan atau mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan bisnis tentang fitur yang diharapkan.
  4. Perhatian terhadap Detail: Sherlock Holmes sangat memperhatikan detail. Demikian pula, seorang tester perangkat lunak harus melakukan pengujian dengan seksama untuk menemukan bug atau masalah yang mungkin terabaikan oleh orang lain. Pada point ini ini, seorang tester dapat menggunakan insting yang tajam, untuk mengidentifikasi masalah potensial dengan tampilan, fungsionalitas, atau navigasi pada aplikasi. Ya, everything related to UI/UX.
  5. Manajemen Risiko: Seperti Sherlock Holmes yang menilai risiko dalam merumuskan hipotesis, seorang tester perangkat lunak juga harus mengidentifikasi area yang high-risk impact dan melakukan pengujian mendalam pada area tersebut. Contohnya, jika ada fitur yang memiliki dampak besar terhadap keseluruhan sistem, maka pengujian harus lebih intensif untuk memastikan kualitasnya.
  6. Continuous Learning: Dalam filmnya si Holmes ini selalu belajar dan mengembangkan pengetahuannya. Demikian pula, seorang tester perangkat lunak harus perlu terus upgrade skill/knowledge tentang teknologi terbaru, metodologi pengujian, dan tren testing in industry.
  7. Efisiensi: Seperti Sherlock Holmes yang menggunakan teknologi modern untuk membantu penyelidikannya, seorang tester perangkat lunak dapat menggunakan otomasi pengujian untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi pengujian. Misalnya, dengan membuat automationt testing agar hal itu bisa membantu seorang tester dapat mengulangi pengujian dengan cepat dan konsisten.
  8. RCA(root cause analysis-nyari tahu sampe ke akarnya): Ini yang scene yang paling seru dari tiap series Sherlock Holmes. Diaselalu mencari akar penyebab dari sebuah kejahatan. Jadi seorang tester kita memang kadang suka khilaf ya nemu bug tapi terkadang baru sampe kulitnya aja karena kurang rasa penasaran sehingga tidak dilakukan sampai dengan analisis mendalam, akhirnya membuat isu itu datang lagi, atau bahkan bisa menimbulkan isu lain yang cukup impact namun belum terdeteksi. “The temptation to form premature theories upon insufficient data is the bane of our profession.” — dari satu kasus aja bisa membuat si holmes penasaran dan hasratnya bangkin untuk nyari tahu. Padahal memang ketika menemukan bug, perlu ada rasa kepo untuk telusuri sampai ke akar penyebab, kenapa dan bagaimana itu bisa terjadi. Pada point ini ada beberapa kemampuan yang dapat menjadi pembelajaran bagi seorang tester dan kaitannya cukup relevan dalam sofware testing, yaitu debugging skills (kalo dikita mungkin sederhananya check log lewat Pod, inspect network, sniffing by whiteshark,capsa,tcp dump, dll). Selain itu juga seperti dalam perannya Sherlock Holmes, dia mampu melakukan analisis deduktif. Apa itu analisis deduktif? CMIIW, analisa yang bertolak pada data-data yang bersifat umum kemudian diambil kesimpulan yang bersifat khusus. Seorang tester perangkat lunak dapat menggunakan metode serupa untuk menyelidiki alur kode dan data, dan dengan cermat melacak dan mengidentifikasi kesalahan di seluruh kulit, daging, sampe jeroannya perangkat lunak.

Point-point diatas sebenarnya ga hanya sekedar menjadi lesson learn ataupun retorika belaka, bahkan bisa dibilang udah kudu jadi prinsip buat seorang QA. Karena secara fundamental itu sudah menjadi fondasi dan bekal banget untuk menghadapi apapun bentuk timnya, kompleksitas aplikasinya, ataupun budaya kerjanya.

Ada satu quote lagi yang cukup menarik juga dari seorang Holmes. “There’s nothing more stimulating than a case where everything goes against you.”

Dalam development team, statement tersebut cukup relate ya. Seringkali bug itu disebabkan dari kodingan developer yang tidak bisa kita duga dan di antara baris-baris kode yang keliatannya tidak berhubungan satu sama lain, tetapi realitanya kejadian dan nyenggol sana sini 😀.

Finally, melalui film Sherlock Holmes ini cukup memberikan inspirasi dan highly recommended untuk ditonton (bagi yang belom). Nah, kemudian bisa segera ditiru gaya, gerak-gerik, karakter, sampe cara berfikir nya si Holmes untuk teman-teman QA terapakan dalam mengidentifikasi isu, meningkatkan kualitas perangkat lunak itu sendiri, dan mendukung kesuksesan delivery product with high quality for the whole. Semoga, Aamiin 😀.

--

--